Cara Aneh untuk Mati ala Yunani Kuno

Cara Aneh untuk Mati ala Yunani Kuno

  
Tidak banyak kisah tentang para pahlawan Yunani Kuno yang meninggal secara tenang dan tenteram. Apalagi, pada masa itu, hukuman mati dengan diseret kereta kuda merupakan hal yang lazim.

Sejumlah kisah yang diteruskan hingga ke masa kini mengungkapkan cara-cara aneh memilih kematian pada masa itu, bahkan oleh orang-orang tersohor dan pandai pada masanya.
Pernah membayangkan seorang filsuf—yang dipandang sebagai orang bijak—meninggal ketika berlumuran tinja? Itulah salah satu mati cara konyol yang disarikan dar listserve.com pada Jumat (10/2/2017) seperti berikut ini:

1. Chrysippus, Mati Tertawa

Chrysippus adalah salah satu filsuf terkemuka mazab Stoika. Bangsa Yunani Kuno menanggapnya "manusia yang terlalu sombong" dan ia pun memiliki selera humor yang pedas. Selama hidupnya ia telah menulis 705 buku dan kebanyakan sudah hilang.

Chrysippus menemui ajalnya secara konyol. Suatu hari ia melihat seekor keledai sedang mengunyah buah pohon ara yang kenyal dan merasa lucu melihat hewan itu. Ia kemudian membuat mabuk keledai tadi dan tertawa terpingkal-pingkal hingga meninggal dunia.

2. Draco, Mati Ditimbun Hadiah

Draco adalah seorang yang membuat peraturan-peraturan keji. Menurutnya, mencuri kubis pun harus dihukum mati. Dari namanya berasal istilah "draconian" yang mengacu kepada peraturan yang bersifat semena-mena.

Tapi ia ternyata sangat dicintai sehingga meninggal akibat kepopulerannya. Menurut legenda, ia sedang berada di teater Aegina bersama para pendukung dan kemudian minta membuktikan betapa para pendukungnya mencintainya.

Para pendukungnya mulai melempari topi, pakaian, dan jubah. Karena begitu banyak benda yang dilemparkan kepadanya, ia meninggal kehabisan nafas di bawah benda-benda dari para pendukungnya

3. Pyrrhus, Mati Akibat Ulah Wanita Renta

Jenderal legendaris Pyrrhus tidak berada di pinggiran ketika para prajuritnya bertempur dan maju ke garis depan, bahkan sampai mempertaruhkan nyawa demi pasukannya.

Ternyata, kematiannya justru terjadi di jalan kota. Bersama pasukannya, ia berbaris di Argos. Seorang wanita tua mengamati dari atap rumah ketika rombongan itu melintas.

Putra wanita itu melempar tombak ke pelindung dada sang jendera sehingga pelaku itu malah ketahuan. Pyrrhus bergerak untuk membunuh pelaku, tapi ibu yang berada di atap rumah tidak sudi melihat anaknya disakiti.

Ia menjatuhkan sebuah lempeng lantai yang jatuh tepat mengenai kepala Pyrrhus. Benda itu meremukkan tulang belakangnya hingga ia terjatuh dari kuda.

Ia masih hidup, tapi kemudian seorang prajurit menyeretnya ke suatu tangga untuk memenggal kepalanya. Tapi Pyrrhus memelototi prajurit itu hingga gentar. Dengan demikiah, kibasan pedang hanya mengenai rahangnya dan upaya pembunuhan harus dilakukan berkali-kali hingga tuntas

Tidak ada komentar